Mengonsumsi makanan sehat, tapi tetap gemuk?

By -
Vikka Style, Seiring meningkatnya jumlah orang yang memilih gaya hidup sehat, banyak orang lebih memilih makan salad daripada keripik kentang. Ada pula yang lebih memilih menyingkirkan kue dan memilih buah-buahan sebagai penggantinya.

Namun mengapa berat badan mereka itu tidak turun juga? Pertanyaan seperti ini membuat frustrasi mereka yang sudah berusaha untuk melakukan diet sehat.

Raj Raghunathan dari University of Texas di Austin sudah mendapatkan jawabannya setelah melakukan tiga kali penelitian. Ternyata jika orang mengonsumsi makanan diberi label "makanan sehat" mereka cenderung untuk makan lebih banyak daripada porsi yang direkomendasikan.

Sebagai akibatnya, orang yang sudah berusaha untuk makan "makanan sehat" tetap mengonsumsi banyak kalori dan akhirnya berat badan tak kunjung turun.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the Association for Consumer Research menyebutkan orang cenderung makan berlebihan ketika mereka melihat label sehat karena mereka pikir telah memilih makanan yang tepat.

Studi pertama seperti dilansir UpVoted melibatkan 50 orang mahasiswa di sebuah universitas besar. Para peserta penelitian diminta untuk memasangkan gambar makanan dengan kata-kata untuk mengevaluasi keyakinan mereka bahwa makanan sehat itu kurang mengenyangkan.

Studi kedua melibatkan 40 mahasiswa pascasarjana yang diukur tingkat kelaparannya setelah mengkonsumsi kue sambil dijejali informasi tentang sehat dan tidak kue yang mereka makan.

Studi ketiga meneliti pemahaman peserta atas keyakinan bahwa makanan sehat adalah kurang mengenyangkan.

Lewat penelitian ini, seperti diwartakan HealthNewsLine, para ilmuwan menyimpulkan bahwa sebagian besar peserta penelitian mengkonsumsi makanan yang telah diberi label sehat secara berlebihan.

Menariknya, bahkan partisipan yang kurang setuju dengan pendapat bahwa makanan sehat kurang mengenyangkan tetap saja mengkonsumsi makanan sehat tersebut secara berlebihan. Kondisi seperti ini tentu saja berdampak pada berat badan mereka.

Comments

Post a Comment

Silakan berkomentar sesuai dengan topik. Jangan menyisipkan link pada komentar dan jangan sampai komentar Anda masuk komentar SPAM.

Jangan salahkan Saya bila komentar Anda dihapus !

Popular posts from this blog

Philosophy of Borobudur

By -
Image
Borobudur is based on Buddhist philosophy, religion and cosmology. The temple symbolizes the sacred Mount Meru, which in Indian cosmology is situated in the center of the Universe. The temple also represents the core teachings in Buddhist doctrine, namely the Four Noble Truths, the Noble Eightfold Path and the three realms of existence: Kāmadhātu (the world of desire), Rupadhatu (the world of forms) and Arupadhatu (the world of formlessness). The first realm is that of Kāmadhātu, or ‘Desire Realm’, and is depicted in 160 reliefs based on the text of the Mahakarmavibhangga, which is about the law of cause and effect (karma). This particular realm of existence resembles the life of a human being who has not yet developed a moral sense of responsibility. The reliefs of the Mahakarmavibhangga were discovered as late as 1885 when the first chairman of the ‘Archeologische Vereeniging van Jogjakarta (Archaeological Society of Yogyakarta), Jan Willem IJzerman, accidentally stumbled up
Read more

Mengajari bayi makan sendiri

By -
Image
Vikka Style, Seiring tumbuh kembang bayi, kemampuan dan kecerdasannya juga meningkat. Bayi usia sembilan bulan, misalnya sudah bisa diajarkan untuk makan sendiri. Kesiapan bayi yang sudah bisa dilatih untuk makan dengan mandiri, seperti dilansir dari Healthvermont bisa dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut.     Bayi sudah bisa menangkap objek dengan telapak tangannya.     Bayi mampu menangkap objek dengan ibu jari dan telunjuk.     Bayi dapat membawa tangan ke mulut.     Bayi memiliki kemampuan menelan makanan selain cairan.     Bayi mulai terlatih memegang sendok dan memainkannya. Jika tanda yang dipaparkan diatas ada pada bayi, seperti ditulis raisingchildren, Anda bisa mencoba dengan mengajari anak makan dengan tangan sendiri dan mengenalkan dengan makanan yang bisa digenggam (finger food). Misal, biskuit bayi, wortel rebus, potongan kecil buah apel atau pir. Anda juga bisa mengajarkan anak makan dengan menggunakan sendok. Namun, disarankan sebelum melatih bayi mak
Read more

Cegah bau apek pada pakaian saat musim hujan

By -
Image
Vikka Style, Saat musim hujan tiba ada satu masalah yang sering muncul saat mencuci pakaian, yakni timbulnya bau apak karena baju yang dicuci tak kunjung kering. Sebenarnya ada beberapa faktor yang menimbulkan bau apak pada pakaian, seperti proses pencucian yang kurang benar, jamur, penggunaan deterjen, hingga pakaian yang terlalu lama tersimpan di dalam lemari. Saat merendam pakaian, sebaiknya Anda harus memperhatikan durasi perendaman. Jangan merendam pakaian terlalu lama karena bisa menyebakan bau apak yang disebabkan oleh sabun deterjen. Sedangkan untuk bau apak yang terjadi karena proses pengeringan yang tidak tuntas, terutama pada musim hujan, Anda bisa menyiasatinya menggunakan pengering pada mesin cuci sebanyak dua kali pengiringan agar hasil kering lebih maksimal. Ketika menjemur pakaian, jemurlah pakaian di ruangan terbuka beratap agar tetap terkena angin untuk membantu proses pengeringan. Jika Anda tidak memiliki ruangan terbuka beratap, Anda bisa menjemur pakaian
Read more