5 gaya hidup penuh optimisme yang wajib diikuti

Vikka Style, Orang yang optimistis biasanya hidup lebih sehat, lebih bahagia dan lebih sukses daripada orang yang punya pikiran negatif.

Salah satu alasan dasarnya adalah karena emosi yang dimiliki oleh orang yang optimistis membantu mereka untuk berpikir dengan cara positif.

Selain itu, mereka juga lebih bersemangat dan penuh motivasi untuk bergerak maju dan menyelesaikan semua permasalahan dengan segera.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh YouGov mengungkap bahwa Tiongkok merupakan negara dengan warga yang paling optimistis di dunia. Indonesia berada di urutan kedua setelah Tiongkok.

YouGov memaparkan bahwa 41 persen pengguna internet di Tiongkok mengaku bahwa mereka optimistis melihat dunia berkembang menjadi lebih baik. Sementara di posisi kedua ditempati Indonesia dengan persentase 23 persen.

Survei lanjutan yang dilakukan oleh Yougov mengungkap bahwa tingkat optimisme ini dapat berdampak pada tingkat kebahagiaan, pendidikan dan kesejahteraan seseorang.

Bagaimana sebenarnya gaya hidup orang-orang yang memegang teguh optimisme?

Situs AlertNet memaparkan daftar yang memuat bagaimana gaya hidup orang yang mempunyai pikiran dan pandangan positif yang bisa dijadikan panduan saat pesimisme membayangi kehidupan.

1. Tidak membuat masalah remeh jadi masalah besar

Ini kurang lebih sama dengan yang dipaparkan oleh Richard Carlson dalam buku laris yang berjudul "Don't Sweat the Small Stuff and It's All Small Stuff: Simple Ways to Keep the Little Things From Taking Over Your Life". Tanpa kita sadari, banyak hal dalam hidup ini yang sebenarnya hanya masalah kecil namun kita menganggapnya sebagai masalah besar.

Sebenarnya dengan membentuk perspektif baru bahwa masalah-masalah tersebut memang kecil, kita akan mempunyai lebih banyak waktu untuk memikirkan hal-hal yang memang masalah besar.

Jika masalah itu tidak memberi dampak terhadap kesehatan, kehidupan, perkawinan dan keluarga; kemungkinan besar itu adalah masalah remeh yang tak perlu dipersoalkan.

2. Mempunyai ruang untuk bernapas dengan leluasa

Setelah lelah bekerja seharian, ada baiknya memusatkan perhatian hanya pada masalah yang memang membutuhkan penyelesaian. Yakinkan diri bahwa kita mempunyai energi yang cukup sebelum kita menyelesaikan masalah itu. Jika kita tidak mempunyai kekuatan, akibatnya kebencian, amarah dan frustrasi akan membayangi kita.

3. Mempunyai sandaran dan dukungan yang kokoh

Ketika putus asa, pesimisme, tak bersemangat membayangi diri kita, siapakah orang yang bisa dijadikan sandaran? Dia adalah orang yang harus mempunyai sifat positif dan bisa memberikan semangat agar kita bangkit kembali dari keterpurukan.

Istri atau suami, sahabat, rekan kerja, orang tua adalah mereka yang bisa kita andalkan sebagai sandaran untuk memberi dukungan ketika pesimisme sedang menghantui.

Merekalah yang akan memasok optimisme, bukan malah semakin menggerogoti harapan kita. Mereka adalah orang yang akan selalu mengingatkan betapa berharganya hidup kita tatkala kita sendiri tak mampu melihat nilai positif dalam diri kita.

4. Lepaskan

Ingat lagu pengiring film Frozen dari Disney? Lagu bertema kerelaan melepaskan sesuatu yang selama ini sudah dipegang ini rasanya cocok untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sediakan waktu yang cukup saat menyelesaikan sebuah masalah, kemudian lepaskan setelah selesai. Tak perlu menengok kembali pada masalah yang sudah selesai.

5. Memberi lebih baik daripada menerima

Pameo dari orang-orang bijak menyebutkan memberi itu lebih baik daripada menerima. Memberi semangat dan pujian bagi orang lain adalah penyemangat bagi diri sendiri. Lakukan ini secara teratur dan rasakan manfaatnya ketika kita berhasil mendorong orang lain untuk maju dan penuh semangat.

Comments

Popular posts from this blog

Philosophy of Borobudur

Mengajari bayi makan sendiri

Cegah bau apek pada pakaian saat musim hujan