Kapan Anda sebaiknya diam?

Vikka Style, Ada kalanya diam itu emas. Karena itu penting untuk mengetahui kapan sebaiknya Anda diam. Berikut lima kesempatan yang menurut Real Simple merupakan momen tepat untuk lebih memilih diam.

1. Ketika ada yang salah di internet

Ada saja percakapan di media sosial yang bisa berubah menjadi argumen, bahkan debat sengit. Sebabnya, banyak orang aktif di media sosial. Tidak semuanya paham etiket.

Amy Vernon, seorang pakar etiket media sosial menyarankan Anda menjadikan komik ini sebagai acuan ketika tergoda untuk menimpali mereka.

Jadi ada seorang pria yang duduk di depan komputer, pasangannya memanggil, "Kamu mau tidur tidak? Dia bilang, "Tidak bisa, ada orang yang salah di internet."

2. Jika ingin bilang "Nah, saya bilang juga apa."

Misalnya terjadi sebuah kesalahan di kantor, Anda sudah memperingatkan hal itu sebelumnya. Daripada bilang "Saya bilang juga apa." lebih baik diam saja.

Penulis Judith Viorst menjelaskan alasannya. Karena perkataan seperti itu akan membuat orang lain marah atau sakit hati. Apalagi jika orang itu adalah seseorang yang Anda sayang. Berdiplomasilah sedikit. Niscaya hasilnya akan lebih baik.

3. Ketika Anda terlalu banyak membagi informasi

Bercerita tentang kencan pertama Anda dengan teman di kantor bisa jadi hal biasa. Namun berkisah dengan detail mengenai apa yang terjadi setelahnya adalah berlebihan.

Saat Anda mengekspos hal demikian, sama saja dengan membuka kesempatan bagi orang lain untuk menghakimi Anda.

Menurut Edward Yost, dari Society for Human Resource Management bisa saja tidak akurat, namun bisa berdampak bagi Anda. Itu mengapa sebaiknya Anda tidak membagi terlalu banyak informasi.

4. Saat seseorang sengaja menyulut emosi kita

Konsultan politik Mary Matalin bilang, dalam politik ada ungkapan "Anda tak akan dapat masalah karena sesuatu yang tidak Anda katakan." Ia menyarankan Anda menerapkannya dalam hidup. Utamanya pernikahan dan saat membesarkan remaja.

Jika pasangan atau anak menyulut emosi, Anda cukup diam. Daripada mengatakan sesuatu yang akan Anda sesali. Bahkan bukan tidak mungkin perkataan Anda akan mereka gunakan sebagai senjata untuk melawan di kemudian hari.

5. Jika kita tak yakin harus bilang apa

Misal, seorang sahabat berduka karena kehilangan ayahnya. Kadang kita tak perlu bicara panjang lebar. Cukup duduk menemaninya. Saat merasa nyaman, Ia tak akan ragu berbagi cerita.

Comments

Popular posts from this blog

Tip sukses menghasilkan uang dari rumah

Philosophy of Borobudur

Cegah bau apek pada pakaian saat musim hujan