Minuman energi tingkatkan stres dan tekanan darah

Vikka Style, Sebuah riset baru menunjukkan bahwa minum 470 ml minuman energi bisa meningkatkan tekanan darah dan hormon stres secara signifikan.

Para ahli seperti disampaikan dalam American Heart Association's Scientific Sessions 2015 mengingatkan bahwa perubahan seperti itu bisa meningkatan risiko penyakit kardiovasular. Penemuan ini telah diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association.

Minuman energi yang dipasarkan sebagai minuman yang bisa mendongkrak performa fisik dan mental semakin populer di Amerika Serikat terutama pada kaum remaja.

Menurut Centers for Disease Control & Prevention (CDC) seperti dikutip dari MedicalNewsToday, minuman energi dikonsumsi secara teratur oleh sekitar 31% persen remaja berumur 12-17 tahun dan 34 persen orang dewasa berumur 18-24 tahun.

"Dalam riset sebelumnya kami menemukan bahwa konsumsi minuman energi meningkatkan tekanan darah pada anak muda yang sehat," ujar Anna Svatikova, M.D., Ph.D., seorang peneliti dari Mayo Clinic, seperti dikutip dari YouthIndependent.com.

"Kini kami menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah itu juga diikuti dengan peningkatan norepinephrine, sebuah hormon stres kimiawi, dan bisa memicu terjadinya risiko serangan jantung pada orang yang sehat," lanjutnya.

Para peneliti dari Mayo Clinic melakukan sebuah studi yang melibatkan 25 orang sukarelawan dengan umur rata-rata 29 tahun. Percobaan ini dikontrol dengan penggunaan plasebo (pengobatan yang tidak berdampak yang bertujuan untuk mengontrol efek dari pengharapan).

Masing-masing peserta mengonsumsi minuman energi dan plasebo sebanyak sekitar 470 ml dalam lima menit pada dua hari yang berbeda dengan rentang maksimum dua pekan. Plasebo yang diminum itu mempunyai rasa, tekstur dan warna yang mirip, namun tidak mengandung kafein dan stimulan lain yang biasanya ada dalam minuman energi seperti taurine, guarana dan ginseng.

Dr. Svatikova memaparkan selain adanya peningkatan tekanan darah pada para sukarelawan, ternyata terjadi peningkatan kadar norepinephrine sekitar 74 persen setelah mengonsumsi minuman enegri, dibandingkan peningkatan 31 persen pada orang yang minum plasebo.

Tekanan darah sistolik meningkat sebesar 6 persen setelah minum cairan energi, dbandingkan naik 3 persen pada orang yang minum plasebo.

"Dengan hasil penelitian ini kami menyarankan agar orang harus waspada ketika mengonsumsi minuman energi karena ada kemungkinan risiko kesehatan yang dialami," ujar Dr. Svatikova kepada ConsumerReports.

"Dokter juga sekarang sebaiknya menanyakan kepada pasien apakah mereka mengonsumsi minuman energi ketika melihat tanda-tanda vital yang terjadi pada pasiennya," tambah Dr. Svatikova.

Peneliti makanan dari Schmid College of Science & Technology, Lilian Were seperti dilansir ThePantherOnline.com, menyebutkan bahwa bahan pembuat minuman energi merupakan akar masalah seperti naiknya tekanan darah. Tingginya kadar kafein dan taurine seharusnya membuat para remaja dan orang dewasa semakin hati-hati saat mengonsumsi minuman energi.

Comments

Popular posts from this blog

Philosophy of Borobudur

Mengajari bayi makan sendiri

Cegah bau apek pada pakaian saat musim hujan