Tidur dengan mulut mangap bisa merusak gigi

Vikka Style, Banyak orang terbiasa tidur dengan mulut terbuka. Meski nampaknya tidak berpengaruh terhadap kesehatan tubuh, ternyata tidur dengan mulut mangap itu berbahaya bagi kesehatan.

Selain ada kemungkinan dimasuki serangga seperti semut atau lalat, pada saat mulut ternganga membuat orang bernapas lewat mulut. Inilah ternyata yang membuat tidur dengan mulut terbuka berbahaya.

Pernapasan melalui lubang mulut membuat mulut lebih kering dari yang seharusnya. Efek perlindungan dari air liur terhadap gigi berkurang selama mulut terbuka. Akibatnya, bakteri tumbuh lebih subur.

Sebenarnya, seperti dikutip dari Detikcom, dampak yang paling mengkhawatirkan adalah kadar keasaman (pH) yang meningkat saat tidur. Normalnya, keasaman mulut berada dalam kisaran pH 7,7. Namun, pada saat seseorang tidur dengan mulut terbuka, pH mulut terukur rata-rata 6,6.

Perbedaan kondisi keasaman mulut ini meningkatkan risiko terjadi erosi atau pengikisan gigi. Selain itu, risiko pembusukan juga akan memicu gigi keropos. Dampaknya, menurut para peneliti, mirip seperti orang yang mengonsumsi minuman asam dan bersoda.

Untuk melakukan penelitian ini, Joanne Choi dari Sir John Walsh Research Institute pada University of Otago, New Zealand, mengukur tingkat pH dari 10 orang sukarelawan yang tidur dengan mulut terbuka dan tertutup.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Oral Rehabilitation mengungkapkan adanya perbedaan pola variasi pH dan suhu pada saat orang tidur dengan mulut ternganga pada siang dan malam hari.

"Tingkat pH dalam mulut menurun seiring mereka tidur. Namun, penurunan tajam terjadi saat mereka bernapas lewat mulut yang menganga lebar," kata Choi.

Choi memaparkan bahwa tingkat pH turun hingga 3,6 saat orang tidur bernapas dengan mulut terbuka. Kadar serendah itu melewati ambang batas pH 5,5 ketika enamel gigi mulai mengalami demineralisasi.

"Ini adalah studi pertama yang secara terus menerus memantau perubahan pH dalam mulut pada orang sehat selama beberapa hari. Temuan ini mendukung gagasan bahwa bernapas lewat mulut mungkin merupakan sebuah faktor penyebab terjadinya penyakit gigi seperti pengeroposan enamel dan karies," kata Choi.

Comments

Popular posts from this blog

Philosophy of Borobudur

Mengajari bayi makan sendiri

Cegah bau apek pada pakaian saat musim hujan