Dampak buruk makan cepat

Vikka Style, Mengunyah ala kadarnya, lalu buru-buru menelan. Apakah ini yang Anda lakukan ketika makan?

Makan dengan cepat memang dapat menghemat waktu. Tapi faktanya, mengunyah makanan terlalu cepat berdampak buruk bagi kesehatan.

Ketika Anda makan terlalu cepat, Anda meningkatkan risiko gangguan pencernaan. Dailymail, menulis makan cepat akan meningkatkan risiko asam lambung naik atau refluks asam.

Hasil studi menunjukkan, mengonsumsi makanan 690 kalori dalam waktu 5 menit bukan 30 menit, memicu asam refluks hingga 50 persen. Itulah kesimpulan penelitian yang dilakukan di Medical University, South Carolina.

Jika tak segera mengubah kebiasaan makan cepat, waspadai refluks gastroesophagul. Ini merupakan kondisi medis yang ditandai dengan mengalirnya kembali isi dari lambung ke kerongkongan (esofagus). Proses ini dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada esofagus atau kanker esogafus.

Dampak lain makan terlalu cepat menurut para peneliti, Anda cenderung mudah gemuk.

Hal ini terungkap lewat studi yang dipublikasikan dalam Journal of American Dietetic Association. Menurut para peneliti perempuan berusia 40 hingga 50 yang makan tercepat lebih cenderung menjadi gemuk daripada pemakan lambat.

Makan terlalu cepat bisa mengacaukan mekanisme yang memberi tahu otak bahwa perut telah penuh. Demikian kata Ian McDonald, profesor fisiologi metabolik di Universitas Nottingham dikutip Daily Mail.

Sebaliknya, saraf di perut justru mengirimkan sinyal ke otak bahwa perut masih memiliki ruang. Akibatnya Anda makan dalam porsi banyak.

Hormon yang disebut ghrelin, yang diproduksi untuk memberi sinyal lapar, mulai menurun ketika Anda makan. "Ketika Anda makan terlalu cepat, akan lebih banyak makanan yang masuk," jelas Ian McDonald.

Diperkuat oleh pernyataan Dr David Forecast, konsultan pencernaan di London Clinic dan St Mark's Hospital di London, makan terlalu cepat juga dapat memicu masalah kembung dan ketidaknyamanan pada sistem pencernaan.

"Ketika makan cepat, kita bisa menelan lebih banyak udara, yang dapat menyebabkan perut kembung atau masuk angin," tambahnya.

Makan pelan-pelan lebih baik
Livestrong, mengutip hasil penelitian dari Journal of American Dietetic Association. Makan lambat akan membatasi jumlah makanan yang dikonsumsi dan memberikan sinyal bahwa Anda sudah kenyang.

Web MD menulis, diperlukan waktu sekitar 20 menit untuk otak mengirimkan sinyal kenyang. Karena itu Anda disarankan mengunyah secara perlahan-lahan. Makan dengan santai akan memberikan cukup waktu untuk memicu sinyal dari otak Anda bahwa Anda kenyang.

Begitu pun ketika menggigit kue dan makanan pencuci mulut. Menggigit dan makan pelan-pelan membuat Anda dapat lebih menikmati kelezatannya. Jadi Anda tak banyak menghabiskan kue manis.

Melansir Tempo, keuntungan dari kebiasaan mengunyah makanan lebih lama, kemungkinan tetap langsing pun lebih besar.

Jadi, menurut Dr Forecast, sebaiknya Anda mulai membiasakan menghabiskan waktu minimal 20 menit untuk mengunyah habis seporsi makanan. Kenali sinyal tubuh yang mengirim pesan bahwa Anda sudah kenyang. Yaitu, Anda akan tetap merasa nyaman saat berdiri.

Comments

Popular posts from this blog

Philosophy of Borobudur

Mengajari bayi makan sendiri

Cegah bau apek pada pakaian saat musim hujan