Lingkungan tidak sehat bunuh 12,6 juta jiwa per tahun
Vikka Style, Sekitar 12,6 juta jiwa meninggal setiap tahun akibat lingkungan yang tidak sehat. Laporan dari badan kesehatan dunia WHO tersebut memaparkan dampak dari hidup dan bekerja di kondisi lingkungan yang buruk.
WHO mengingatkan bahwa polusi udara, air dan tanah dan juga paparan terhadap bahan kimia, radiasi sinar ultraungu dan dampak perubahan iklim menyebabkan lebih dari 100 penyakit dan cedera yang terjadi pada penghuni planet Bumi.
Dikutip dari Fortune, laporan badan dunia ini menemukan nyaris 25 persen kematian itu disebabkan oleh kondisi tempat tinggal atau tempat kerja yang buruk. Di Eropa angka ini mencapai 1,4 juta kematian setiap tahun.
Anak-anak dan orang dewasa yang berumur antara 50-75 tahun paling merasakan dampak buruk lingkungan, sementara 1,7 juta jiwa anak balita menderita akibat penyakit menular dan penyakit akibat lingkungan yang buruk. Sebanyak 4,9 juta jiwa orang dewasa mati akibat penyakit tidak menular.
Stroke, yang menyebabkan 2,5 juta jiwa melayang setiap tahun, menjadi pembunuh dunia nomor satu dalam hal kematian yang berhubungan dengan lingkungan. Pada urutan berikutnya adalah penyakit jantung yang merenggut nyawa 2,3 juta jiwa.
Selain itu, sebanyak 40 persen kasus asma berhubungan dengan lingkungan yang tidak sehat, dan sebenarnya bisa dikurangi dengan mencegah polusi udara, asap dari rokok orang lain, dan kelembapan ruangan rumah.
Lingkungan yang buruk juga menyumbang 11 persen kasus meninggal akibat depresi, yang sebenarnya bisa dicegah dengan menerapkan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan rumah yang baik.
WHO mengatakan bahwa para pemimpin dunia harus mulai berinvestasi dalam upaya penurunan risiko lingkungan yang buruk.
Laporan itu juga menyoroti bagaimana langkah-langkah kesehatan dasar dapat menyelamatkan nyawa, karena kematian akibat diare dan malaria telah menurun drastis di dunia sejak akses terhadap air yang bersih dan aman tersedia. Selain itu, angka kematian akibat diare dan malaria menurun juga karena meningkatnya kesadaran imunisasi dan obat-obatan.
"Lingkungan yang sehat adalah dasar populasi yang sehat," ujar Dr Margaret Chan, Direktur Jendral WHO
"Jika negara-negara tidak melakukan aksi untuk membuat lingkungan sebagai tempat yang sehat untuk hidup dan bekerja, jutaan orang akan sakit dan mati muda," lanjut Chan.
"Perlu segera dilakukan upaya strategis untuk menurunkan risiko lingkungan terhadap kesehatan di perkotaan, perumahan dan tempat kerja," kata Dr Maria Neira, Direktur Departemen Kesehatan Umum, Lingkungan dan Kesehatan Sosial WHO.
"Upaya tersebut bisa secara nyata menurunkan angka kematian yang disebabkan karena penyakit kardiovaskular dan pernapasan, luka, dan kanker, dan hal ini akan mengarah pada penghematan biaya perawatan kesehatan," lanjut Neira.
WHO juga memaparkan bahwa peraturan untuk mencegah penyebaran asap rokok, penerapan teknologi yang ramah lingkungan, bahan bakar yang bersih dan juga penyediaan akses ke air bersih dan mengembangkan sanitasi akan menurunkan angka kematian dunia.
WHO mengingatkan bahwa polusi udara, air dan tanah dan juga paparan terhadap bahan kimia, radiasi sinar ultraungu dan dampak perubahan iklim menyebabkan lebih dari 100 penyakit dan cedera yang terjadi pada penghuni planet Bumi.
Dikutip dari Fortune, laporan badan dunia ini menemukan nyaris 25 persen kematian itu disebabkan oleh kondisi tempat tinggal atau tempat kerja yang buruk. Di Eropa angka ini mencapai 1,4 juta kematian setiap tahun.
Anak-anak dan orang dewasa yang berumur antara 50-75 tahun paling merasakan dampak buruk lingkungan, sementara 1,7 juta jiwa anak balita menderita akibat penyakit menular dan penyakit akibat lingkungan yang buruk. Sebanyak 4,9 juta jiwa orang dewasa mati akibat penyakit tidak menular.
Stroke, yang menyebabkan 2,5 juta jiwa melayang setiap tahun, menjadi pembunuh dunia nomor satu dalam hal kematian yang berhubungan dengan lingkungan. Pada urutan berikutnya adalah penyakit jantung yang merenggut nyawa 2,3 juta jiwa.
Selain itu, sebanyak 40 persen kasus asma berhubungan dengan lingkungan yang tidak sehat, dan sebenarnya bisa dikurangi dengan mencegah polusi udara, asap dari rokok orang lain, dan kelembapan ruangan rumah.
Lingkungan yang buruk juga menyumbang 11 persen kasus meninggal akibat depresi, yang sebenarnya bisa dicegah dengan menerapkan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan rumah yang baik.
WHO mengatakan bahwa para pemimpin dunia harus mulai berinvestasi dalam upaya penurunan risiko lingkungan yang buruk.
Laporan itu juga menyoroti bagaimana langkah-langkah kesehatan dasar dapat menyelamatkan nyawa, karena kematian akibat diare dan malaria telah menurun drastis di dunia sejak akses terhadap air yang bersih dan aman tersedia. Selain itu, angka kematian akibat diare dan malaria menurun juga karena meningkatnya kesadaran imunisasi dan obat-obatan.
"Lingkungan yang sehat adalah dasar populasi yang sehat," ujar Dr Margaret Chan, Direktur Jendral WHO
"Jika negara-negara tidak melakukan aksi untuk membuat lingkungan sebagai tempat yang sehat untuk hidup dan bekerja, jutaan orang akan sakit dan mati muda," lanjut Chan.
"Perlu segera dilakukan upaya strategis untuk menurunkan risiko lingkungan terhadap kesehatan di perkotaan, perumahan dan tempat kerja," kata Dr Maria Neira, Direktur Departemen Kesehatan Umum, Lingkungan dan Kesehatan Sosial WHO.
"Upaya tersebut bisa secara nyata menurunkan angka kematian yang disebabkan karena penyakit kardiovaskular dan pernapasan, luka, dan kanker, dan hal ini akan mengarah pada penghematan biaya perawatan kesehatan," lanjut Neira.
WHO juga memaparkan bahwa peraturan untuk mencegah penyebaran asap rokok, penerapan teknologi yang ramah lingkungan, bahan bakar yang bersih dan juga penyediaan akses ke air bersih dan mengembangkan sanitasi akan menurunkan angka kematian dunia.
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar sesuai dengan topik. Jangan menyisipkan link pada komentar dan jangan sampai komentar Anda masuk komentar SPAM.
Jangan salahkan Saya bila komentar Anda dihapus !