7 perilaku manusia yang mudah menular

Vikka Style, Secara tak sadar kita bisa menguap tatkala melihat teman yang menguap karena mengantuk. Juga secara tidak sengaja kita bisa tertawa ketika melihat seseorang sedang tertawa terbahak-bahak meskipun kita tidak tahu apa yang ditertawakan orang itu. Mengapa bisa seperti itu?

Beberapa perilaku -- seperti menguap dan tertawa -- dapat dengan mudah menular di lingkungan kantor. Otak kita sudah terhubung lewat interaksi dan ikatan sosial. Meniru tindakan yang kita lihat di sekitar kita adalah sebuah cara alamiah yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan bahwa kita berempati terhadap orang lain.

Ternyata beberapa perilaku manusia, berdasarkan sains, yang bisa menular dengan cepat dari satu orang ke orang lainnya.

Mengambil risiko

Kita sering mendengar ada sekelompok anak muda yang melakukan sesuatu yang tampak bodoh bersama-sama. Inilah yang menjawab pertanyaan mengapa mereka melakukan itu. Ternyata mengambil risiko itu menular dengan cepat.

Sebuah studi yang dilakukan oleh ahli saraf di California Institute of Technology mengungkapkan bahwa setelah kita menyaksikan orang lain terlibat dalam sebuah perilaku keuangan yang berisiko, misalnya berjudi, pada gilirannya kita bisa melakukan risiko sejenis.

"Temuan kami meningkatkan pemahaman bagaimana keberanian mengambil risiko ternyata bisa memengaruhi orang lain hanya melalui pengamatan saja," ujar Shinsuke Suzuki, seorang peneliti, kepada LiveScience.

Menguap

Perilaku menular yang paling terkenal adalah menguap. Bahkan anjing pun bisa terpengaruh menguap karena melihat majikannya yang menguap. Tertular menguap merupakan tanda empati dan ini juga merupakan bentuk dari ikatan sosial.

Namun, ternyata ada pula orang yang benar-benar kebal terhadap efek penularan menguap. Sebuah studi mengungkapkan bahwa seorang psikopat, orang yang mempunyai kepribadian yang tidak mempunyai merasa empati terhadap orang lain, tidak bisa tertular menguap seperti orang normal.

Tertawa

Ada sebuah kelas yoga khusus tertawa. Dalam kelas ini satu orang tertawa bisa membuat orang lain dalam kelompok itu tertawa terbahak-bahak.

Ternyata otak manusia merespons suara tertawa dan secara otomatis akan tertawa juga meskipun telinga tidak mendengarkan lelucon atau alasan mengapa ada suara tawa itu.

Ada ungkapan yang menyebutkan "Tertawalah dan seluruh dunia akan tertawa bersamamu". Ungkapan itu ada benarnya juga.

"Kami sudah tahu bahwa ketika kita berbicara dengan orang lain, kita meniru perilaku mereka, meniru kata-kata yang mereka gunakan dan meniru gerak tubuh mereka. Kini kami tahu bahwa hal itu juga terjadi saat orang tertawa," ujar Sophie Scott, seorang ahli saraf dari University College London.

Tersenyum

Orang bilang bahwa ketika Anda tersenyum, maka seluruh dunia akan tersenyum kepada Anda. Kini para ahli psikologi menunjukkan bahwa perilaku yang sama ini ternyata mengandung sederet kebenaran.

Riset menunjukkan bahwa ketika kita bersama dengan seseorang dan kita tersenyum, kita cenderung akan meniru ekspresi wajah orang itu untuk mengerti bagaimana cara mereka merasakannya.

Fenomena alamiah dari peniruan mimik wajah ini memungkinkan kita tidak hanya berempati kepada orang lain, namun juga merasakan emosi itu bagi diri kita sendiri.

Cemberut

Selain tersenyum, ada pula insting lain yang membuat kita cemberut ketika kita melihat orang lain cemberut.

Ya, peniruan mimik wajah ini juga terjadi saat orang cemberut. Memang mungkin Anda tidak serta-merta cemberut 100 persen tatkala orang lain menunjukkan muka muram, tapi ada kemungkinan gerakan otot wajah akan mengarah menjadi cemberut.

Kasar di tempat kerja

Sayangnya, bukan hanya perilaku positif saja yang bisa menular. Bersikap tidak sopan kepada rekan kerja pun bisa memengaruhi orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Sebuah studi pada 2015 dari University of Florida yang diterbutkan di jurnal Applied Psychology mengungkapkan bahwa ketika orang bertemu dengan perilaku kasar di tempat kerja, mereka akan cenderung untuk menganggap perilaku kasar itu dalam interaksi di tempat kerja pada masa yang akan datang, sebagai respons terhadap sikap kasar itu sendiri.

"Sayangnya, kita biasanya toleran terhadap perilaku ini. Padahal, sebenarnya perilaku seperti ini mengganggu," ujar Trevor Foulk, seorang doktor yang melakukan penelitian ini. "Sikap kasar mempunyai dampak yang sangat negatif di tempat kerja."

Menggigil

Melihat orang lain yang menggigil karena sakit flu akan bisa membuat orang lain merasa kedinginan juga.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para ahli saraf di Brighton and Sussex Medical School yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One mengungkapkan bukti adanya "suhu yang menular".

Studi itu menunjukkan bahwa ketika ada orang yang melihat sebuah tayangan video seseorang yang tercemplung ke dalam air yang sangat dingin, suhu tangan orang yang menonton ternyata turun juga. Semakin besar rasa empati orang itu kepada korban yang tercemplung, semakin besar turunnya suhu yang mereka rasakan.

Comments

Popular posts from this blog

Philosophy of Borobudur

Mengajari bayi makan sendiri

Cegah bau apek pada pakaian saat musim hujan