Cinta bisa bikin kantong jebol

Vikka Style, Karena alasan cinta, orang sering memberikan hadiah yang berharga mahal untuk orang yang disayanginya. Bahkan ada pula orang yang rela membayar lebih mahal daripada harga normal ketika membeli hadiah ulang tahun, cincin pernikahan, atau peti mati dengan alasan gengsi.

Ketika orang ingin menunjukkan betapa besar cintanya kepada seseorang, mereka tidak akan menawar barang yang akan diberikannya kepada orang itu. Mereka enggan mencari alternatif barang lain yang lebih murah ketika membeli sesuatu untuk orang yang dicintai.

Selain itu orang juga cenderung tidak mau menawar harga yang lebih murah ketika membeli benda-benda yang dianggap sakral seperti cincin pernikahan, peti mati, biaya pemakaman, dan bunga.

Bahkan, jika ada benda lain yang lebih murah dengan kualitas yang sebenarnya sama, orang lebih memilih yang lebih mahal dengan alasan benda itu akan diberikan untuk orang yang mereka cintai.

"Perilaku orang berubah ketika mereka membeli sesuatu atas nama cinta karena mereka akan merasa bersalah jika melakukan penghematan," ujar Peter McGraw, peneliti bidang pemasaran dan psikologi dari Boulder's Leeds School of Business, University of Colorado.

"Orang akan menyingkirkan upaya penghematan ketika membeli barang saat diselimuti perasaan sentimental karena mereka ingin menghindari keputusan perihal seberapa besar uang yang seharusnya dibelanjakan sebagai tanda hubungan cinta," ujar McGraw kepada Telegraph.

Temuan ini mengungkapkan bagaimana bisnis pernikahan dan pemakaman selama ini telah mengeksploitasi konsumen.

Dalam salah satu bagian yang diterbitkan di situs Society for Judgement and Decision Making (berkas PDF) yang melibatkan 245 peserta, para peneliti meminta mereka menghadiri sebuah pameran pernikahan. Kemudian mereka diminta menimbang dua jenis cincin pernikahan.

Nyaris semua peserta memilih cincin yang lebih mahal ketika di hadapan mereka tersedia sebuah cincin dengan karat yang lebih besar dan sebuah cincin dengan harga yang lebih murah dan karat yang lebih kecil.

"Hal seperti ini patut diperhatikan karena sepanjang hidupnya orang beberapa kali melakukan kecenderungan untuk tidak berhemat, misalnya saat menikah, memakamkan, ulang tahun, dan ulang tahun pernikahan. Hilangnya tabungan bisa terus bertambah sehingga orang akan mengalami krisis finansial," ujar McGraw kepada The Sun.

Menanggapi hasil penelitian ini, Kit Yarrow, penulis "Decoding the New Consumer Mind" kepada CNBC menuturkan, pengaruh cinta kepada perilaku membeli paling mudah terlihat saat ada peristiwa besar seperti pernikahan.

"Biasanya konsumen membeli berbagai barang dalam waktu singkat dan emosi pun menyelimuti," ungkap Yarrow.

Situs TheKnot.com melaporkan, hampir separuh pasangan yang menikah tahun 2014 menyatakan mereka belanja jauh di atas bujet yang sudah ditetapkan.

Adapun biaya pernikahan di Amerika Serikat saja mencapai rekor tertinggi, yakni USD31.213 atau lebih dari Rp410 juta.

Yarrow menyarankan, ketika Anda sedang dirundung emosi yang mendalam seperti saat jatuh cinta, jangan memaksa diri untuk langsung memutuskan membeli barang. Anda bisa bokek jika terus mengikuti kata hati tanpa logika.

Comments

Popular posts from this blog

Philosophy of Borobudur

Mengajari bayi makan sendiri

Cegah bau apek pada pakaian saat musim hujan