Kesepian bisa picu kematian mendadak
Vikka Style, Apakah akhir pekan ini Anda merasa kesepian? Di tengah kemajuan teknologi komunikasi yang semakin memudahkan orang untuk berinteraksi dengan orang lain, ternyata tetap ada manusia yang mengalami kesepian.
Merasa sendiri atau kesepian tidak boleh dianggap hal sepele. Hal ini bisa berdampak serius pada kesehatan jiwa Anda. Interaksi dengan manusia lain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu, perasaan kesepian bisa jadi merupakan awal dari diagnosa gangguan kesehatan jiwa.
Studi yang dilakukan oleh Brigham Young University menunjukkan bahwa perasaan subjektif kesepian meningkatkan risiko kematian hingga 26 persen. Studi yang diterbitkan dalam Perspectives on Psychological Science menyebutkan bahwa isolasi sosial -- atau hilangnya hubungan sosial -- dan hidup sendiri ternyata lebih berbahaya daripada kesehatan seseorang daripada perasaan sepi, masing-masing meningkatkan risiko kematian hingga 29 persen dan 32 persen.
Sementara itu situs PojokSatu.id yang mengutip penelitian dari Harvard University menyebutkan bahwa bahaya kesepian paling mengerikan adalah rentan terkena serang jantung yang bisa menyebabkan kematian mendadak.
Studi pada 2012 menunjukkan bahwa 24 persen orang dewasa yang hidup seorang diri memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung. Ketika seseorang tidak mendapat dukungan secara sosial, maka akan lebih mudah stres yang pada akhirnya meningkatkan kemungkinan terkena serangan jantung.
Selain bahaya kematian mendadak, Liputan6.com menyebutkan kesepian juga memicu orang kecanduan terhadap narkoba. Seperti dikutip dari buku Johann Hari yang berjudul Chasing the Scream: The First and Last Days of the War on Drugs membuat orang tersadar kalau kecanduan obat kaitannya lebih dari zat kimia yang mengotori otak.
Hari berpendapat bahwa bahwa ketika orang menjalani hidup penuh kedekatan dengan orang lain, mereka tidak menjadi pecandu.
Dalam sebuah artikel Huffington Post, Hari mereferensi karya Profesor Peter Cohen, yang mengatakan: "Jika kita tidak dapat terhubung satu sama lain, kita akan terhubung dengan apa pun yang kita temukan, deru dari roda rolet atau tusukan jarum suntik. Kita harus berhenti berbicara sama sekali tentang 'kecanduan', dan menyebutnya 'ikatan.' Pecandu heroin telah terikat dengan heroin karena dia tidak punya ikatan sepenuhnya pada apa pun. Jadi kebalikan dari kecanduan bukanlah ketenangan. Ini adalah hubungan manusia.
Merasa sendiri atau kesepian tidak boleh dianggap hal sepele. Hal ini bisa berdampak serius pada kesehatan jiwa Anda. Interaksi dengan manusia lain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu, perasaan kesepian bisa jadi merupakan awal dari diagnosa gangguan kesehatan jiwa.
Studi yang dilakukan oleh Brigham Young University menunjukkan bahwa perasaan subjektif kesepian meningkatkan risiko kematian hingga 26 persen. Studi yang diterbitkan dalam Perspectives on Psychological Science menyebutkan bahwa isolasi sosial -- atau hilangnya hubungan sosial -- dan hidup sendiri ternyata lebih berbahaya daripada kesehatan seseorang daripada perasaan sepi, masing-masing meningkatkan risiko kematian hingga 29 persen dan 32 persen.
Sementara itu situs PojokSatu.id yang mengutip penelitian dari Harvard University menyebutkan bahwa bahaya kesepian paling mengerikan adalah rentan terkena serang jantung yang bisa menyebabkan kematian mendadak.
Studi pada 2012 menunjukkan bahwa 24 persen orang dewasa yang hidup seorang diri memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung. Ketika seseorang tidak mendapat dukungan secara sosial, maka akan lebih mudah stres yang pada akhirnya meningkatkan kemungkinan terkena serangan jantung.
Selain bahaya kematian mendadak, Liputan6.com menyebutkan kesepian juga memicu orang kecanduan terhadap narkoba. Seperti dikutip dari buku Johann Hari yang berjudul Chasing the Scream: The First and Last Days of the War on Drugs membuat orang tersadar kalau kecanduan obat kaitannya lebih dari zat kimia yang mengotori otak.
Hari berpendapat bahwa bahwa ketika orang menjalani hidup penuh kedekatan dengan orang lain, mereka tidak menjadi pecandu.
Dalam sebuah artikel Huffington Post, Hari mereferensi karya Profesor Peter Cohen, yang mengatakan: "Jika kita tidak dapat terhubung satu sama lain, kita akan terhubung dengan apa pun yang kita temukan, deru dari roda rolet atau tusukan jarum suntik. Kita harus berhenti berbicara sama sekali tentang 'kecanduan', dan menyebutnya 'ikatan.' Pecandu heroin telah terikat dengan heroin karena dia tidak punya ikatan sepenuhnya pada apa pun. Jadi kebalikan dari kecanduan bukanlah ketenangan. Ini adalah hubungan manusia.
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar sesuai dengan topik. Jangan menyisipkan link pada komentar dan jangan sampai komentar Anda masuk komentar SPAM.
Jangan salahkan Saya bila komentar Anda dihapus !