Twitter bisa membantu orang berhenti merokok

Vikka Style, Sekilas tampaknya tidak ada hubungan antara Twitter dan kebiasaan merokok. Namun, sebuah program berbasis Twitter ternyata bisa lebih efektif dua kali lipat dalam membantu orang yang sedang berusaha untuk berhenti merokok dibandingkan metode tradisional.

Riset yang didanai oleh National Institutes of Health dan dijalankan oleh para peneliti dari University of California di Irvine dan Stanford University bertujuan untuk menguji bagaimana interaksi dalam kelompok media sosial memengaruhi orang yang sedang berhenti merokok sekaligus menghindari kecanduan lagi.

Lewat program yang disebut Tweet2Quit, para peneliti membangun sebuah kelompok pendukung berbasis Twitter yang anggotanya menerima pesan-pesan otomatis setiap hari yang memberikan semangat agar mereka ikut serta dalam diskusi daring (online). Pesan yang didiskusikan antara lain misalnya "Apa yang akan Anda lakukan jika Anda merasa sangat ingin merokok?"

BusinessInsider mengungkapkan bahwa para peserta penelitian diberi nicotine patches, lembaran lembaran yang ditempel pada kulit untuk memberikan pengaruh nikotin tanpa merokok.

Nicotine patch menjadi salah satu terapi pengganti rokok. Kemudian mereka dikirimi pesan-pesan secara otomatis di Twitter. Pesan ini dirancang agar terjadi percakapan antara para peserta penelitian. Sebanyak 78 persen dari peserta penelitian mengirimkan pesan ke peserta lainnya minimal sekali dalam masa percobaan.

Peserta studi ini diminta membuat perencanaan berhenti merokok dan mengirimkan pesan ke grup mininal sekali sehati. Pesan otomatis dikirimkan setiap hari pada pukul 9 pagi dan 5 sore. Ternyata pada jam-jam itu, pesan dalam kelompok meningkat sangat tajam.

Di akhir studi, ternyata 42 persen peserta berhenti merokok. Sementara itu, pada percobaan berikutnya sebanyak 75 persen peserta berhenti merokok setelah para peneliti meningkatkan jumlah pesan yang dikirimkan. Angka ini lebih tinggi daripada 20 persen orang yang berhenti merokok saat mereka menggunakan metode tradisional.

Para ilmuwan mengatakan hasil penelitian ini mengkonfirmasikan bahwa jaringan pendukung bagi orang-orang yang ingin berhenti merokok mempunyai peran dalam mendampingi mereka yang sedang berusaha untuk melepaskan diri dari ketergantungan rokok.

Studi ini juga mengindikasikan potensi penggunaan media sosial sebagai alat yang efektif dalam membantu mereka berhenti merokok.

"Karena biaya media sosial rendah dan skalanya yang besar, Tweet2Quit mempunyai potensi yang sangat besar untuk membantu orang yang ingin berhenti merokok dengan cara yang murah dalam skala global," ujar Cornelia Pechmann, profesor pemasaran dari University of California.

Comments

Popular posts from this blog

Philosophy of Borobudur

Mengajari bayi makan sendiri

Cegah bau apek pada pakaian saat musim hujan