7 mitos dan fakta kanker payudara


Kanker payudara saat ini menjadi pembunuh banyak wanita di Indonesia dan dunia. Wanita sebaiknya tidak segan memeriksakan payudara selepas usia 40 tahun. Kewaspadaan kaum wanita terhadap bahaya kanker payudara memang harus disadari sejak awal. Sayangnya banyak informasi yang tidak benar tentang kanker payudara yang beredar di masyarakat.

Marilah kita lihat bagaimana sebenarnya fakta yang benar tentang kanker payudara yang dilansir oleh Health.com berikut ini:

Mitos 1: Hanya perempuan dengan riwayat keluarga yang mempunyai kanker payudara yang berisiko.

Fakta: Memang benar bahwa wanita yang mempunyai saudara dekat yang menderita kanker payudara mempunyai risiko yang lebih tinggi terkena kanker payudara juga. Seperti diulas di Cancer.org, jika seorang saudari tingkat pertama (saudara perempuan sekandung, ibu, anak perempuan) menderita kanker, maka risiko wanita itu untuk terkena kanker meningkat dua kali lipat. Jika dua orang saudari tingkat pertama itu terkena kanker, risikonya meningkat lima kali lipat.

Namun harus dicatat bahwa bukan hanya perempuan dengan riwayat keluarga kanker payudara yang berisiko. Pada kenyataannya, seperti diungkap HealthDay.com sekitar 70% perempuan yang didiagnosa menderita kanker payudara ternyata tidak memiliki faktor risiko yang berhubungan dengan keluarga yang memiliki penyakit sama.

Mitos 2: Menggunakan bra dengan kawat penyangga meningkatkan risiko kanker payudara

Fakta: Komen.org menyatakan bukti ilmiah tidak mendukung hubungan antara menggunakan bra dengan kawat penyangga dan risiko terkena kanker. Tidak ada pula alasan biologis yang bisa memperkuat anggapan bahwa bra dengan penyangga kawat menyebabkan kanker payudara.

Sebuah studi pada 1991 menunjukkan bahwa wanita yang tidak mengenakan bra memiliki risiko yang lebih rendah terkena kanker payudara daripada wanita yang mengenakan bra. Namun, peneliti menyatakan bahwa hubungan itu karena penggunaan bra, bukan pada jenis bra itu sendiri. Wanita yang digunakan sebagai penelitian yang tidak mengenakan bra nampaknya adalah wanita yang kurus, sehingga sang peneliti menyimpulkan hal itulah yang menyebabkan turunnya risiko terkena kanker payudara.

Mitos 3: Benjolan pada payudara sudah bisa dipastikan adalah kanker

Fakta: NationalBreastCancer menyebutkan tidak semua jenis benjolan di payudara wanita merupakan tanda-tanda kanker. Hanya sebagian kecil saja yang ternyata benar-benar kanker. Namun, jika ada benjolan yang nyata di bagian payudara atau adanya perubahan dalam jaringan payudara, jangan pernah meremehkannya. Segera temui dokter untuk memastikan jenis benjolan dengan melakukan uji klinis.

Mitos 4: Implan payudara meningkatkan risiko kanker

Fakta: MaurerFoundation menyatakan implan payudara tidak memiliki hubungan dengan timbulnya kanker. Hanya saja, ketika melakukan pemeriksaan mammogram (rontgen payudara), kadang perlu lebih banyak sinar-X dibanding wanita yang tidak melakukan implan. Ini karena lapisan di payudara lebih tebal.

Mitos 5: Deodoran menyebabkan kanker payudara

Fakta: Seperti diulas oleh Cancer.gov, bahan dasar antiperspirant atau deodoran adalah alumumium. Sejumlah penelitian yang dilakukan National Cancer Institue America, hingga 2006, menyatakan, tidak ada hubungannya antara kanker payudara dengan penggunaan deodoran atau antiperspirant.

Padahal mitos ini sebelumnya beredar sangat luas, karena diduga bahan dasar antiperspirant yang berupa alumunium terserap ketika digunakan pada ketiak, dan bisa menimbulkan hormonal efek yang menyebabkan timbulnya kelenjar sel kanker.

Mitos 6: Wanita berdada besar lebih berisiko terkena kanker payudara

Fakta: Wanita berpayudara kecil dan besar berisiko sama terkena kanker payudara.

"Mitos ini timbul karena pada payudara besar sel kanker lebih sulit dideteksi karena tumpukan lemak yang tebal. Yang patut diwaspadai adalah pada wanita yang kurus atau langsing tapi payudaranya besar," jelas Walta Gautama, Sekjen Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia kepada KOMPAS.com

Mitos 7: Kafein menyebabkan kanker

Fakta: SehatMagz melansir 13 penelitian yang melibatkan 20.000 orang membuktikan bahwa tidak ditemukan hubungan sebab akibat antara kejadian kanker dan konsumsi kopi. Justru beberapa penelitian membuktikan bahwa kopi memiliki efek protektif pada jenis kanker tertentu.

Comments

Popular posts from this blog

Philosophy of Borobudur

Mengajari bayi makan sendiri

Cegah bau apek pada pakaian saat musim hujan