Cara membiasakan anak agar makan sehat


Sebagian besar ibu tahu betapa sulitnya membujuk anak-anak makan makanan sehat. Anda sudah mengolah dan membentuk sayur dan buah sedemikian rupa karena tahu betapa baik manfaatnya.

Jane E. Brody mengutip buku It's Not About the Broccoli oleh sosiolog Dina Rose memaparkan tiga kebiasaan penting untuk menumbuhkan kebiasaan makan sehat pada anak.

Orang tua kerap kali terlalu fokus pada makanan dan nutrisi di dalamnya tanpa memerhatikan bahwa untuk makan sehat, kebiasaan perlu ditumbuhkan. Karena itu, proporsi, variasi dan moderasi jadi kunci.

Saat mencoba satu makanan untuk pertamakalinya, orang tua sebaiknya tak berharap anak akan melahap habis semuanya. Sajikan dalam porsi kecil saja.

Biarkan anak mencoba, lalu tanya pendapatnya. Bagaimana rasanya, apakah mengingatkan mereka pada sesuatu, dan pertanyaan lain seputar menu baru itu.

Agar dapat diterima, anak perlu merasakannya berulang kali. "Anda tak dapat memaksanya makan, tapi bisa memengaruhi pengambilan keputusan mereka," kata Rose dalam sebuah wawancara.

Untuk memperlancar proses, cobalah secara berkala makanan sehat dengan variasi yang cukup. Rose menyarankan Anda merotasi makanan yang sudah mulai disukai anak.

Rose mengingatkan, teknik masak makanan juga bisa berpengaruh. Misal, anak tak mau menyentuh brokoli kukus, tapi saat ditumis dengan minyak zaitun dan bawang putih, ia minta tambah.

Rasa sangatlah penting. Hindari menyajikan makanan sama dalam bentuk sama dua hari berturut-turut.

Dikutip mind body green, dokter keluarga Dr. Mark Hyman juga menyatakan, bukan hanya Anda yang gugup memulai kebiasaan makan sehat. Anak pun merasa demikian.

Jadi wajar jika mereka menolak perubahan menu makan. Misal, semula ia bisa minta makanan favorit, kini tidak lagi.

Kata Hyman kuncinya adalah menciptakan berbagai menu sehat favorit bersama. Bangun kebiasaan makan sehat untuk anak sejak usia dini agar optimal.

Anak-anak zaman sekarang, menurut Hyman, lebih sering makan makanan instan sambil nonton atau main gawai. Para orang tua telah membesarkan generasi yang tak punya keinginan belajar masak.

Untuk melakukan perubahan yang lebih baik, Anda dapat mencoba kiat dari Hyman yang kami sarikan berikut ini.

Mulailah dengan perlahan

Idealnya, Anda mulai sejak anak usia dini. Namun tak ada kata terlambat.

Mulailah dengan memperkenalkan makanan satu per satu, sehingga anak tak kewalahan. Anda pun bisa memantau makanan mana yang disukai dan tidak.

Tunggu tiga sampai lima hari sebelum memperkenalkan makanan baru. Pada jeda waktu itu Anda dapat mengamati reaksi atau sensitivitas anak terhadap menu tertentu. Setop jika anak menunjukkan tanda-tanda alergi.

Melibatkan anak

Jika Anda mengajaknya memilih bahan, memasak bersama, anak akan merasa dilibatkan. Ini membuatnya memahami makna dan tujuan dari makan sehat.

Anda bisa mulai melibatkan anak di dapur saat ia berusia tiga tahun. Mencemplungkan bahan ke dalam panci, mengoper sayur, dan lain-lain.

Buatlah sesi memasak jadi menyenangkan. Misalnya sambil mendengar musik favoritnya. Sediakan juga peralatan masak yang menarik bagi anak.

Anak yang sudah lebih dewasa dapat Anda ajak berdiskusi. Beri ia kesempatan memilih menu. Ajak juga saat belanja. Ketika tiba waktunya masak dan makan, ia pun bersemangat karena merasa punya andil.

Satu hal yang perlu diingat seperti dikatakan Rose, "Saat sistem tak bekerja, biasanya itu karena orang tua terlalu mengontrol, atau kelewat permisif."

Comments

Popular posts from this blog

Philosophy of Borobudur

Mengajari bayi makan sendiri

Cegah bau apek pada pakaian saat musim hujan