Cara mendampingi anak bermedia sosial


Media sosial tak selalu buruk untuk anak. Menurut psikolog Roslina Verauli, anak layak menggunakan media sosial, dengan pendampingan orang tua.

Siapa yang dimaksud dengan anak? Mengacu pada undang-undang, maka mereka yang di bawah usia 19 tahun masuk kategori ini.

Untuk melakukan pendampingan, orang tua perlu mengetahui aturan dasar berbagai platform media sosial. Misalnya, Facebook mengharuskan pemilik akun berusia minimal 13 tahun, dan lain sebagainya.

Intinya, orang tua perlu mengikuti perkembangan media sosial. Selain itu orang tua juga perlu memantau aktivitas penggunaan media sosial pada anak.

Perlu juga dimasukkan ke dalam daftar prioritas, edukasi tentang kegunaan, hingga pengenalan risiko media sosial oleh orang tua dalam pendampingan. "Jika orang tua lengah, dampak dari sosial media tersebut memudahkan akses terhadap tontonan maupun bacaan berisi konten kekerasan, pornografi, seks dan lainnya," kata psikolog Elly Risman.

Hal ini juga menjadi penting mengingat 49 persen pengguna internet di Indonesia berusia 18 hingga 25 tahun. Berangkat dari situ, orang tua dapat menetapkan aturan bermedia sosial, yang dapat menjadi bekal anak agar bijak bermedia sosial.

Jadi, anak tetap dapat tetap menggunakannya, bahkan mendapatkan beberapa manfaat dari bermedia sosial seperti dikutip Kidshealth.org.

  1. Menghubungkan mereka dengan teman dan keluarga.
  2. Mengajarkan keterlibatan kegiatan amal, kampanye, dan aktivitas nonprofit lain.
  3. Berkenalan dan berinteraksi dengan orang lain yang punya ketertarikan akan suatu hal.
  4. Anda perlu memastikan tetap terlibat dalam aktivitas anak bermedia sosial. Di saat yang sama meyakinkannya bahwa Anda menghargai privasinya, sekaligus ingin menjaga keamanan mereka.

Berikut praktiknya menurut beberapa sumber.

  • Pemahaman media sosial. Bicarakan dengan anak, apa itu media sosial, bagaimana cara kerja dan penggunaannya.
  • Bersikap baik. Jelaskan betul betapa sikap jahat tak dapat diterima, baik di dunia virtual maupun nyata. Ajar anak memperlakukan sesama dengan respek. Minta mereka untuk selalu bercerita jika ada kejadian tak mengenakkan seperti pelecehan atau perisakan (bullying) yang mereka alami.
  • Buka akun atas nama orang tua. Hal ini bisa dilakukan jika anak masih di bawah usia minimal ketentuan sebuah platform media sosial.
  • Pikir dua kali. Ingatkan anak bahwa apa yang mereka tulis di media sosial dapat digunakan orang lain untuk melawan mereka. Sebaiknya hindari mencantumkan keberadaan anak, juga nomor teleponnya.
  • Pastikan anak tahu, sekali mereka mengunggah sesuatu di internet, mereka tak bisa menariknya kembali. Karenanya sebaiknya mereka berpikir ulang, bagaimana jika ini dilihat guru atau atasan di masa depan.
  • Beri tahu fungsi pengaturan privasi. Jelaskan hingga tuntas bagaimana caranya agar mereka terlindung dari pencuri identitas, dan oknum jahat lain di internet.
  • Tip lain bagi para orang tua adalah. Biarkan anak bermedia sosial menggunakan komputer yang diletakkan di area umum di rumah. Bukan di kamar tidur, atau ruang tertutup lain.

Sebaiknya Anda juga membuat aturan yang berhubungan. Misalnya, tak memperbolehkan ada ponsel di meja makan.

Orang tua pun perlu memberi contoh yang baik. Dengan demikian, niscaya anak dapat meniru Anda.

Comments

Popular posts from this blog

Philosophy of Borobudur

Mengajari bayi makan sendiri

Cegah bau apek pada pakaian saat musim hujan